11 Mei 2013

Sekilas tentang Cara Kerja Rem Angin (Full Air Brake)

Assalamualaikum... Kali ini saya akan share tentang salah satu sistem pengereman yang sering diaplikasikan di bis ataupun truk, yakni rem angin. Rem ini menghasilkan bunyi cesss,... Kenapa bisa begitu yak ?

Langsung aja disimak... Full air brake adalah sistem pengereman yang paling banyak dipakai pada bis, truk dan kendaraan berat lainnya, karena sangat jauh lebih aman daripada sistem rem hidrolik. Perbedaan mendasar antara dua sistem ini adalah media yang digunakan untuk menekan kampas rem. Pada sistem hidrolik, kampas rem ditekan oleh minyak, sedangkan pada full air brake, kampas rem ditekan oleh udara.

Pada sistem full air brake, terdapat beberapa komponen utama antara lain:

1.Compressor
2.Pressure regulator
3.Air reservoir tank
4.Treadle valve (Pedal rem)
5.Front / rear proportioning valve
6.Front and rear service brake chamber + spring brake chamber
7.Spring brake release valve (Tuas rem parkir)

Prinsip kerja rem angin ini kurang lebih sebagai berikut: Udara bertekanan yang dihasilkan oleh kompresor akan masuk ke air reservoir tank, yang kemudian menuju treadle valve (pedal rem). Treadle valve inilah yang mengatur besar kecilnya tekanan udara di chamber yang menekan kampas rem, semakin dalam pedal rem diinjak, maka semakin besar juga tekanan di chamber, sehingga kampas rem akan semakin menekan. Ketika pedal rem dilepas, maka udara di chamber ini akan dibuang ke atmosfir, sehingga menimbulkan bebunyian seperti cess…!!!, sehinga chamber pun kembali ke posisi semula (karena ada tekanan dari pegas yang menariknya). 

Disinilah perbedaan dengan system hidrolik, karena di system hidrolik, kaki kita menginjak pedal rem untuk memompa minyak untuk menekan kampas rem. Tapi di system full air brake, sebenarnya kita “hanya” membuka dan menutup katup udara untuk menekan kampas rem. Ada perbedaan pada brake chamber roda depan dan belakang. Pada roda depan hanya menggunakan air brake chamber, sedangkan pada roda belakang dikombinasikan antara air brake chamber dengan spring brake chamber. Spring brake chamber ini berfungsi sebagai alat keamanan jika terjadi kegagalan system pengereman (misal selang udara bocor, kompressor rusak dll). 

Full air brake ini sangatlah lebih aman dari rem hidrolik karena pada sistem hidrolik, bila ada kebocoran selang rem, maka minyak akan muncrat keluar dan bila pedal rem tidak diinjak, kita tidak akan pernah tau jika selangnya bocor, dan kita akan terkejut ketika kita hendak menikung dan mencoba mengerem, namun karena selangnya bocor, kampas rem pun tidak dapat bekerja, dan bisa saja terjadi hal yang tentu tidak kita inginkan. Sedangkan pada sistem full air brake, bila ada kebocoran selang udara, maka rem akan terkunci oleh tekanan dari pegas yang ada di dalam spring brake chamber. Maka dari itu pengguna sistem pengereman full air ini wajib mengecek tekanan udara kompressor secara rutin, karena bila tekanan semakin drop, maka pegas akan semakin mendorong pushrod untuk menekan kampas rem dan pada akhirnya terkunci.

Sekian artikel saya mengenai rem angin yang saya dapat dari www.bismania.org . Semoga bermanfaat. See you on the next post !

6 komentar:

  1. Bagus infonya cuman kurang di kasih gambar dan untuk orang awam seperti saya yang pengen tau harusnya lebih rinci dengan gambar agar bermafaat untuk pengentahuan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya, sama-sama. Saya memang sengaja tidak mencantumkan gambar di blog ini, biar loadingnya lebih cepat. Untuk gambar ilustrasi, Anda bisa cari di Google.

      Hapus
  2. masukan yg bagus gan. terimakasih infonya singkat padat mudah dimengerti.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama, karena rem angin ini jelas lebih aman jika terjadi kebocoran daripada rem hidrolik

      Hapus
  3. gan kalau rumus rumus untuk rem angin ada ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. duh, maaf baru membalas, tapi saya sendiri kurang paham kalo soal rumus fisika untuk rem angin. Mungkin situs lain dapat membantu

      Hapus

Berkomentarlah dengan sopan...